Bundaran Kecil adalah salah satu spot foto yang ada di Bukit Kayangan yang menjadi salah satu tempat favorit para pengunjung, karena bisa menikmati pemandangan yang indah dari Bukit Kayangan. Di bunadaran ini bisa duduk sambil bersandar bersama pasangan maupun keluarga. Dikelilingi berbagai jenis bunga membuat bundaran ini makin indah dan nyaman ketika diduduki, Bundaran kecil ini juga bisa di gunakan sebagai tempat rapat atupun diskusi bersama teman dan keluarga
BECAK TRADISIONAL YANG ADA DI WISATA BUKIT KAYANGAN
Becak (dari bahasa Hokkien: be chia “kereta kuda”) adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Menjadi pengemudi becak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nafkah yang mudah, sehingga jumlah pengemudi becak di daerah yang angka penganggurannya tinggi dapat menjadi sangat tinggi, dan akan akan menimbulkan berbagai kemacetan lalu lintas. Karena itu becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an. Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak menampilkan “eksploitasi manusia atas manusia”.
Di kawasan Jatiasih dan Cibubur, becak disebut dengan nama kereta, di Jonggol, becak disebut dengan nama kreta panumpang dan di Depok disebut dengan nama bicak. Becak konvensional mempunyai 3 roda, 2 roda di bagian depan dan 1 roda di bagian belakang. Dua roda di bagian depan dihubungkan dengan sebuah poros tetap dan kedua roda depan ini bisa digerakkan secara bersama sama dengan porosnya untuk membelokkan becak. Pengemudi becak duduk hampir di atas roda belakang, menggenjot pedal dan rantai yang memutar roda belakang. Penumpang duduk di kursi yang berada di antara dua roda depan.
Peredam guncangan berada di roda bagian depan berupa per daun yang dipasang antara poros roda dengan badan becak. Penumpang di depan biasanya dilindungi oleh badan becak yang terbuat dari kayu dan atap terpal serta penutup depan dari plastik bening yang ditutup hanya pada saat hujan saja. Sebagai alat penghenti laju becak, ada sebuah rem sederhana yang menghentikan laju roda belakang; rem ini digerakkan oleh pengemudi menggunakan sebuah tongkat (tuas) yang berada di bawah kursi pengemudi. Desain dari becak ini, kecuali bagian kabin penumpangnya, sangat mirip dengan gerobak barang tradisional Belanda yang bernama bakfiets (Bld.fiets: sepeda).
CIDOMO KHAS LOMBOK YANG ADA DI WISATA BUKIT KAYANGAN
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama, terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam bahasa Sasak). Kendaraan ini juga dikenal dengan nama benhur karena kemiripannya dengan kereta kuda Romawi di film Ben-Hur.
Tidak jelas kapan cidomo mulai ada di Pulau Lombok. Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisional Cikar yang ditarik oleh kuda, tetapi khusus untuk mengangkut barang. Sementara itu, dokar adalah alat transportasi tradisonal untuk mengangkut penumpang. Namun, keunikan utama Cidomo adalah karena alat transportasi ini menggunakan ban mobil sebagai roda. Pada masa lalu, juga ada dokar di Pulau Lombok yang menggunakan roda kayu yang didesain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.
Kendaraan ini biasanya berwarna cerah dan sering kali memiliki banyak jumbai, lonceng, dan menggunakan ban berisi udara. Kapasitas kendaraan biasanya untuk empat orang, dua penumpang di depan dan dua di belakang. Di Kepulauan Gili, kendaraan ini merupakan alat transportasi paling umum karena di sana tidak diperbolehkan menggunakan sepeda motor. Satu permasalahan yang ditimbulkan cidomo adalah kecepatannya sangat lambat dan menjadi salah satu penyebab kemacetan di kota. Kotoran kuda juga menimbulkan permasalahan lingkungan di kota-kota dan pengendara cidomo telah didesak oleh pemerintah Indonesia untuk membersihkannya atau akan didenda.
BUNGA ZINIA ANGGUN YANG ADA DI WISATA BUKIT KAYANGAN
Zinia anggun atau lebih dikenal dengan nama ilmiah Zinnia elegans adalah salah satu tumbuhan berbunga semusim paling terkenal dari genus Zinia. Tanaman ini berasal dari Meksiko, tetapi tumbuh sebagai tanaman hias di banyak tempat dan menyebar di beberapa tempat, termasuk di Amerika Tengah dan Selatan, Hindia Barat, Amerika Serikat, Australia dan Italia
Tanaman yang tumbuh liar di alam tumbuh setinggi 30 inci (76 cm) dengan ukuran kepala bunga sekitar 2 inci (5 cm).
Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 1789 di Tixtla, Guerrero oleh Sessé dan Mociño. Tanaman ini kemudian secara resmi diberi nama Zinnia violacea oleh Cavanilles pada tahun 1791. Jacquin lalu kembali memberi nama untuk tanaman ini pada tahun 1792 sebagai Zinnia elegans. Nama genus diberikan oleh Carl von Linné yang diambil dari nama ahli botani jerman Johann Gottfried Zinn yang sebelumnya memasukkan spesies yang sekarang dikenal sebagai Zinnia peruviana sebagai Rudbeckia foliis oppositis hirsutis ovato-acutis, calyce imbricatus, radii petalis pistillatis pada tahun 1757. Linné menyadari bahwa tanaman ini bukan termasuk Rudbeckia. Zinnia berbunga antara musim semi hingga musim gugur. Zinnia kebun diciptakan melalui hibridisasi dari zinnia yang tumbuh di alam liar. Zinnia merupakan tanaman kebun yang populer dengan ratusan kultivar dalam banyak warna, ukuran dan bentuk bunga. Zinnia raksasa memiliki bentuk bunga kepala dengan diameter 6 inci (15 cm).
Warna bunga berkisar dari putih dan krim hingga merah muda, merah, ungu, hijau, kuning, aprikot, jingga, salmon, dan perunggu. Beberapa memiliki kelopak bergaris, berbintik atau dua warna. Ada juga bentuk “pom-pom” yang menyerupai dahlia. Untuk jenis kerdilukurannya kurang dari 6 inci (15 cm) dengan tinggi sekitar 3 kaki (90 cm). Embun tepung biasa menyerang zinnia yang tumbuh di iklim lembap.
Zinnia tumbuh dengan mudah dan lebih menyukai tanah geluh dengan sinar matahari penuh. Mereka tumbuh dengan baik di daerah yang kering, hangat dan bebas musim dingin, serta banyak di antaranya memiliki toleran terhadap kekeringan. Beberapa mungkin dapat tumbuh di dalam ruangan.
Bunga Kencana Ungu yang ada di Wisata Bukit Kayangan
Kencanaatau bunga kencana (Ruellia) adalah bunga yang dapat ditemui di padang rumput atau pinggir jalan, memiliki bunga yang berwarna merah, putih, biru atau ungu dan beberapa jenis bunga kencana liar memiliki buah kering yang dapat meletup di dalam air.
Bunga ini termasuk genus dari tanaman berbunga yang umumnya dikenal dalam bahasa Inggris sebagai ruellias atau wild petunias. Tetapi mereka tidak berhubungan dekat denga petunia (Petunia) walaupun keduanya termasuk klad yang sama, euasterid. Genus ini dinamai untuk menghormati Jean Ruelle, seorang herbalis dan fisikawan kepada François I dari Prancis dan penerjemah terhadap beberapa karya Dioscorides.
Beberapa genus yang dianggap berdiri sendiri, kini dianggap sebagai sinonim dari Ruellia, genus segregat Blechum, Eusiphon, Polylychnis dan Ulleria sering dimasukkan ke dalam genus Ruellia. Namun Acanthopale, kini dianggap sebagai genus yang berbeda.
Ruellia populer dijadikan sebagai tanaman hias. Beberapa diantaranya sebagai tanaman obat, tetapi banyak di antaranya diketahui beracun. Daunnya dipergunakan sebagai makanan ulat dari beberapa Lepidoptera (kupu-kupu).
Tidak hanya warnanya yang indah sehingga populer dijadikan tanaman hias saja, bunga kencana ungu juga punya beragam manfaat kesehatan, lho.
Pohon ini dikenal juga sebagai pohon kosta yang di kenal oleh masyrakat lombok timur khususnya di kecamatan Labuhan lombok dan merupakan sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi yang berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Tanaman ini di Malaysia dinamai petai belalang.
Berikut merupakan manfaat bagi kesehatan dari pohon lamtoro (Leucaena leucocephala)
Antibakteri
Jika kita mengkonsumsi daun dari pohon lamatoro bahawasanya sebuah penelitian, kandungan alkaloid, flavonoid, dan tanin di dalamnya membuat daun lamtoro mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang dapat mengakibatkan penyakit kulit, contohnya impetigo, hingga penyakit kronis, seperti pneumonia.
Alkaloid berfungsi mengganggu komponen pada sel bakteri sehingga dinding sel tidak berbentuk utuh sehingga bakteri akan segera mati. Sedangkan flavonoid bersifat koagulator protein, sedangkan tanin dapat mengerutkan dinding atau membran sel sehingga sel bakteri tidak dapat bertahan hidup.
Mengempiskan bengkak
Dari bagian daunnya dapat dijadikan sebagai obat bengkak pada kulit. Khasiat ini dapat Anda rasakan dengan cara menggerus daun petai lamtoro, kemudian menempelkannya di kulit yang mengalami masalah tersebut, biarkan selama beberapa lama, kemudian bersihkan.
Kandungan saponin di dalam daun lamtoro diyakini mengandung saponin yang dapat berperan sebagai pembentuk kolagen di dalam tubuh. Hal ini membuat kulit dapat mempercepat pengempisan bengkak sehingga Anda akan lebih cepat sembuh
Meredakan diare
Di Thailand, konsumsi daun lamtoro dapat meredakan diare. Khasiat ini diyakini paling tinggi ketika Anda mengonsumsi bagian pucuknya. Selain daftar di atas, banyak orang juga percata manfaat lamtoro sebagai obat diabetes, cacingan, maupun disentri. Hanya saja, butuh penelitian lebih lanjut tentang khasiat ini sebelum bisa diklaim sebagai obat alternatif yang aman bagi manusia.
Tungku adalah alat atau instalasi yang dirancang sebagai tempat pembakaran sehingga bahan bakar dapat digunakan untuk memanaskan sesuatu. Tungku dapat sederhana, tersusun dari batu yang diatur sehingga bahan bakar terlindungi dan panas dapat diarahkan. Tungku dapat digunakan untuk memanaskan ruangan (seperti pada pendiangan) atau memasak.
Perapian atau pendiangan merupakan sebuah struktur arsitektural yang terbuat dari batu bata, batu ataupun logam yang didesain untuk mengandung api. Perapian digunakan untuk menciptakan suasana santai sekaligus menghangatkan ruangan. Perapian modern memiliki efisiensi panas yang bervariasi, tegantung pada kecanggihan desainnya.
Secara historis perapian digunakan untuk menghangatkan sebuah hunian, Api terdapat dalam semacam rongga atau tungku; cerobong asap atau saluran lainnya digunakan untuk mengeluarkan asap atau gas buang. Sebuah perapian mungkin memiliki: pondasi, tungku api, rongga tempat pembakaran, tudung, saluran cerobong asap (digunakan di dapur dan tempat cuci pakaian), jeruji, ambang, balok ambang, panel dekoratif, pengatur aliran udara, ruang asap, leher, dan pipa pembuangan.